Binturong, Hewan Langka Mirip Musang Dilepas di Hutan Gunung Leuser

Share this:
BMG
Binturong, binatang langka dilepas Tim Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di kawasan Hutan Gunung Leuser, Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat, Kamis (17/10/2019).

BINGEI, BENTENGLANGKAT.com– Seekor binatang langka binturong dilepas Tim Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di kawasan Hutan Gunung Lauser, Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat. Sebelumnya, binturong ini merupakan hewan piaraan warga.

TNGL bersama komunitas pecinta musang Sumatera Utara, dan perangkat Desa Telagah melepas seekor binturong, Kamis (17/10/2019). Warga dengan suka rela menyerahkan binatang yang sudah menjadi peliharaannya ini ke aparat desa.

Selanjutnya, perangkat desa menghubungi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut agar dilepas ke hutan.

Untuk diketahui, binturong merupakan binatang langka, mirip musang yang memiliki bulu hitam seperti bulu beruang. Hewan ini tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, dan negara-negara di Asia Tenggara. Hewan ini biasa memakan buah, dedaunan, dan serangga. Sayangnya, hewan ini sudah langka.

BacaGeger Penemuan Tengkorak Manusia di Pamah Simelir Desa Telagah

Panjang hewan bisa mencapai dua meter, dengan berat badan mencapai 40 kilogram (Kg). Sementara, binturong yang dilepas ini memiliki panjang 1,7 meter.

Meski tampak seram, hewan ini tidak agresif karena hewan ini kerap masuk perangkap petani atau pemburu. Biasanya, setelah ditangkap, binturong dijadikan hewan peliharaan.

Binturong remaja ini dimasukkan ke kandang khusus sebelum dilepaskan di hutan. Lokasi pelepasan sengaja dicari yang sesuai dengan habitatnya, dimana terdapat banyak makanan kesukaannya.

BacaDjarot: Sei Binge Kita Dijadikan Tempat Arung Jeram Terbaik di Sumut

Menurut Palber Turnip, Kasi Pengelolaan TNGL Wilayah V, hewan ini kerap masuk perangkap yang dibuat warga baik di ladang atau hutan. Keberadaannya sudah sangat terancam.

“Namun, dengan hal kecil seperti penyerahan hewan langka dan kepedulian warga akan sangat mendukung pelestarian hewan langka seperti ini,” kata Palber Turnip.

Share this: