SELESAI, BENTENGLANGKAT.com– Pengabdian guru-guru honor yang bertugas di Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, sedang diuji. Terutama para guru yang belum memiliki titel S1. Meski demikian, mereka tetap mengajar meski tidak menerima insentif hingga Juli 2018.
“Biasanya, cair sekali tiga bulan. Ini sama sekali belum ada tanda-tanda (pencairan, red),” ucap Sito, salahseorang Guru di salahsatu SD (sekolah dasar) di Kecamatan Selesai. Menurut Sito, jumlah dana intensif yang mereka terima sebelumnya tidaklah banyak, melainkan sebesar Rp250 ribu per bulan dan uangnya mereka terima per triwulan.
Sementara ini sudah memasuki bulan Juli 2018, Sito mengaku sama sekali belum ada menerima dana insentif dari instansi terkait.
“Tahun ini aneh. Rasanya, sudah tidak ada lagi gambaran (pencairan, red),” keluh Sito.
Bagi Sito, sekalipun insentif itu nilainya kecil, namun sangat bermanfaat untuk para guru. Terutama mereka yang sama sekali tidak memiliki pekerjaan lain selain mengajar anak didik di sekolah.
“Rasanya kok tega ya,” celetuk Sito, dengan dialek bahasa Jawanya.
Sito mengaku, sudah berkali-kali menanyakan persoalan dana insentif mereka kenapa tidak cair ke Bendahara Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pendidikan Kecamatan Selesai, Agus Salim. Namun, mereka justru menerima jawaban tidak memuaskan.
“Banyaklah alasan yang tidak masuk akal,” ucapnya lagi dengan raut wajah kecewa.
Sementara itu, Bendahara UPT Pendidikan Kecamatan Selesai Agus Salim, via selularnya mengungkapkan bahwa anggaran dana insentif guru untuk triwulan pertama tahun 2018 sudah cair. Ada sekitar 29 guru, telah menerima dana insentif.
“Mereka semua guru yang sudah meraih gelar S1,” kata Agus.
“Kalau yang belum S1, mereka sudah tidak berhak menerima insentif lagi,” katanya lagi.
Ditanya apa dasar kenapa insentif guru yang belum bertitel S1 tidak dicairkan lagi, Agus menyarankan agar menanyakannya ke pemprovsu.
“Kami hanya menjalankan tugas. Soal itu, silahkan ditanya ke tingkat I,” ucapnya.
Namun demikian, lanjut Agus, seluruh guru honor di Kecamatan Selesai, sebelumnya tetap menerima insentif. Jumlahnya ada sekitar 40 orang.
“Sekarang, peraturannya berubah. Guru yang belum memiliki titel S1, tidak diberikan isentif lagi,” pungkas Agus.