BENTENGLANGKAT.com – Pencarian dan penyelamatan korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba terus dilakukan. Namun pencarian cukup menantang karena kondisi Danau Toba yang amat dalam.
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Marsekal Madya TNI M Syaugi menyatakan, pihaknya telah menerjunkan penyelam untuk melakukan pencarian korban. Sejumlah peralatan pendukung pun digunakan.
Namun, kata Syaugi, Danau Toba memiliki kedalaman sekira 300 hingga 500 meter. Airnya pun keruh dan sangat dingin, yang menjadi tantangan tersendiri dalam proses penyelaman.
“Di dalam sudah diselami sampai 50 meter masih belum ditemukan apa-apa karena cukup gelap di dalam. Airnya keruh, dingin dan arus dibawah danau cukup deras,” ujar Syaugi dalam konferensi pers di Posko Nasional Angkutan Lebaran 2018 di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (20/6/2018).
Syaugi mengungkapkan, tim penyelam pun sudah menggunakan senter untuk mencari korban di dalam air. Akan tetapi, senter tersebut hanya bisa menjangkau jarak pandang 5 meter.
Katanya, Basarnas sudah melaksanakan operasi pencarian selama 24 jam. Namun demikian, ada beberapa kendala yang dihadapi.
“Kendala yang dihadapi apa? Pertama, cuaca di situ, bila hujan. Airnya dingin. Menyelam pada malam hari bisa dibayangkan betapa dinginnya,” jelas Syaugi.
Oleh karena itu, Basarnas memfokuskan pencarian ketika hari terang. Pencarian pun dilakukan baik di dalam maupun di permukaan air. “Masyarakat, TNI, dan Polri tetap membantu terus,” ucap Syaugi.
Diketahui, KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin (18/6/2018) pukul 17.15 WIB. Kapal motor tersebut tenggelam setelah meninggalkan dermaga sejauh 500 meter. Pada saat peristiwa itu terjadi, cuaca dalam kondisi hujan deras disertai angin kencang dan petir. Ketinggian gelombang diperkirakan hingga mencapai 2 meter.