LANGKAT, BENTENGLANGKAT.com– Sebanyak 787 kepala keluarga (KK), korban terdampak banjir akibat luapan Sungai Blengking. Para korban banjir yang bermukim di dekat sungai yang membelah kota Stabat tersebut berharap pemerintah segera hadir untuk mengurangi beban mereka
Pelaksana Harian (plh) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Langkat, Irwan Sahri, di Stabat, Selasa (18/9/2018), menyebutkan dari 787 KK itu terdiri dari 1.474 jiwa laki-laki dan 1.674 jiwa perempuan keseluruhannya 3.148 jiwa.
Irwan menyebutkan, selain merendam permukiman warga, luapan Sungai Blengking juga merendam 150 hektare areal persawahan milik warga.
“Ketinggian air sekarang ini antara 20-50 sentimeter,” sebut Irwan.
(Baca: Berebut Lahan Hutan Mangrove di Desa Securai, Antara Warga dan Pengusaha Sawit)
(Baca: Bukit Lawang Sekarang Tak Karuan, Warga Bebas Dirikan Hotel dan Restoran di DAS)
Irwan mengungkapkan, banjir semakin meluas akibat curah hujan tinggi sejak beberapa hari belakangan.
Sebagian warga korban terdampak banjir memilih mengungsi ke rumah-rumah kerabat mereka.
(Baca: Diancam Kasat Narkoba Polres Langkat, Wanita Berhijab Itu Lapor ke Kapolri)
(Baca: Langkat Dilanda Puting Beliung, Belasan Rumah Warga Pangkalan Susu Rusak Berat)
Salah seorang petani di Desa Pantai Gemi, Kecamatan Stabat bernama Sobirin mengungkapkan, banjir yang terjadi telah merendam ratusan hektare (ha) areal persawahan milik masyarakat, di antaranya 178 hektare tanaman padi, 65 hektare lahan jagung, ubi, kacang, kedelai, cabai, dan kacang panjang.
“Akibat banjir ini petani merugi. Kami berharap pemerintah hadir untuk mengurangi beban masyarakat dan petani korban banjir,” tandasnya.