Menyelamatkan Warisan Tak Benda Pantun Digalakkan di Langkat

Share this:
BMG
Anak-anak Babalan diperkenalkan pantun atau ujaran-ujaran kebaikan, sebagai produk kebudayaan yang diwariskan turun-temurun di Langkat.

Terpisah, Tengku Zainuddin menambahkan, pantun dan ujaran kebaikan diyakini dapat meningkatkan moralitas dan kepribadian generasi bangsa. Penyelamatan terhadap warisan tak benda itu, menurutnya sebangun dengan upaya mengatasi degradasi moral generasi akibat penagaruh budaya asing.

“Pengaruh budaya asing ditambah kemajuan teknologi telah melahirkan penyimpangan budaya di negeri ini, yang dikenal dengan hate speech (ujaran kebencian). Untuk kali ini kita memang baru melaksanakan penelitiannya di Langkat. Nanti setelah penelitian Lingkar Nalar menjangkau daerah-daerah lain, kita akan sarikan sebagai persembahan bagi gubernur/wakil gubernur pilihan rakyat Sumut hasil Pilkada 27 Juni lalu,” tukas sosok yang juga menyandang predikat advokat ini.

Bila diterapkan di sela proses belajar-mengajar di sekolah-sekolah, nilai-nilai moral yang terkandung dalam pantun dan ujaran kebaikan menurutnya akan lebih mudah tertanam di benak peserta didik. Dan, ini jauh lebih efektif dibanding hal-hal bersifat penindakan.

Sementara itu upaya penyelamatan terhadap pantun dan ujaran kebaikan saat ini juga tengah dilakukan Dinas Kebudayaan Kota Medan dengan menyelenggarakan lomba pantun. Upaya penyelamatan ini juga didasari hipotesa akan pentingnya melestarikan warisan tak benda tersebut.

Share this: