TANJUNGPURA, BENTENGLANGKAT.com– Perwakilan Kesultanan Langkat Tengku Chandra Hardi dengan Ketua GP Ansor Langkat Muhammad Rajib melakukan salam komando saat melakukan pertemuan mediasi di Masjid Syuhada Stabat. Lewat salam komando ini, kedua tokoh pemuda ini berpesan agar semua pihak saling menjaga kekondusifan dan kerukunan khususnya di Kabupaten Langkat.
“Mewakili Kesultanan Langkat, mari kita ikut menjaga kekondusifan masyarakat, agar hal yang sama tidak pernah terjadi lagi di daerah lain,” kata Tengku Chandra, Kamis (20/9/2018).
Mediasi ini dilakukan menyusul adanya aksi penolakan masyarakat terhadap GP Ansor ketika menggelar rangkaian Kirab Satu Negeri di Gedung Nasional Tanjung Pura.
Tengku Chandra menyampaikan bahwa pada saat berada di Masjid Syuhada Stabat, GP Ansor meminta klarifikasi dari dirinya terkait aksi penolakan dan pembubaran kegiatan Kirab Satu Negeri GP Ansor.
Dia mengatakan jika tidak ada perlawanan, maka tidak akan ada bentrokan.
“Saya menegaskan jika tidak ada kekerasan seperti menantang, pasti lah-hal seperti kemarin tidak terjadi. Andai saja mereka tidak keras, kami pun akan diam. Tapi kalau mereka aneh-aneh, maka akan kami sidak,” ujar Chandra.
Ia menegaskan bahwa pihaknya sama sekali tidak mengehendaki adanya kekisruhan. Apalagi sampai terjadi gesekan di antara dua belah pihak.
Menurut Chandra, reaksi penolakan Giat GP Ansor itu murni. Soal isu beredar adanya massa dari Kesultanan Langkat melarang rombongan konvoi GP Ansor melakukan Salat Zuhur di Masjid Azizi Tanjung Pura, Chandra membantah. Ia mengatakan, massa mempersilahkan salat tapi dengan syarat mencabut atribut GP Ansor.
“Isu melarang salat itu tidak benar. Dari awal kita sudah bernegosiasi dan meredam massa. Kami sejak awal mempersilahkan mereka salat Zuhur, dengan syarat tolong cabut semua atribut yang berbau GP Ansor dan kita Salat Zuhur bersama-sama,” ungkap Chandra.
Namun, pihak Kesultanan Langkat dan massa GP Ansor sudah bermediasi demi mengembalikan kekondusifan masyarakat Langkat. Hal ini ditandai adanya foto salam komando yang beredar antara Tengku Chandra dengan Ketua GP Ansor Kabupaten Langkat Muhammad Rajib.
“Kami bersalaman pada waktu jumpa di Masjid Syuhada Stabat. Dia (Muhammad Rajib) mengakui kesalahannya, sehingga kita bersalaman,” ujar Chandra.
(Baca: Tangkapan Kerang Berkurang Karena Laut Tercemar Limbah, Ekspor Terhenti)
(Baca: Bakal Dibangun Rumah Polri dan Lapangan Tembak di Stabat)
Sebelumnya, Ketua GP Ansor Langkat Muhammad Rajib menjelaskan bahwa pihaknya sempat merasa tidak terima ketika salat berjamaah di Masjid Azizi juga ditolak massa dan pemuda yang mengatasnamakan dari Kesultanan Langkat.
“Kami yang paling sangat tidak menerima karena salat pun masa ditolak. Saat itu, mau salat Zuhur kami. Sudah aman. Ini kan kegiatan nasional penyerahan bendera saja muncul penolakan. Ziarah oke lah ditolak, ini salat pun ditolak,” protes Rajib.
(Baca: Jeritan Korban Banjir Luapan Sungai Blengking: Kami Ingin Pemerintah Hadir)
(Baca: 100 Ribu Jiwa Penduduk Langkat Hidup Dibawah Garis Kemiskinan)
Saat itu, Rajib mengatakan pihaknya memilih mengalah agar tidak sampai terjadi pergesekan.
“Jadi kami mengalah saja demi kebaikan. Ini alasan yang tidak logis kalau kami dibilang penyebaran Islam Nusantara. Itu tidak ada. Masak salat pun gak boleh, kan parah itu. Itu makanya emosi hampir pecah. Kita gak mau keributan terjadi,” ujarnya.