Berkunjung ke Kampung Matfa, Djarot Berkisah Proses Kelahiran Pancasila
- Senin, 9 Mar 2020 - 14:18 WIB
- dibaca 335 kali
SEI LEPAN, BENTENGLANGKAT.com– Perjalanan lahirnya Pancasila menjadi topik utama Djarot Saiful Hidayat saat menjadi keynote speaker ‘Seminar Empat Pilar Kebangsaan’, di Kampung Majlis Ta’lim Fardhu Ain (Matfa) Indonesia, Kelurahan Telaga Said, Kecamatan Sei Lepan, Langkat, Minggu (8/3/2020). Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PDIP ini membeberkan kisah Bung Karno saat detik-detik berpidato di hadapan sidang Badan Persiapan Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
“Pancasila itu merupakan hasil penggalian Bung Karno sejak di Endeh dan terus bergulir hingga pidato beliau pada 1 Juni. Pancasila itu mutiara yang digali Bung Karno yang sudah ada beratus tahun lalu di bumi Indonesia,” kata Djarot di hadapan warga Matfa di Sei Lepan.
Ia mengungkapkan, pada detik-detik pidato Pancasila di hadapan sidang BPUPKI, tepat sehari sebelumnya yakni 31 Mei, Bung Karno berdoa di belakang rumahnya meminta petunjuk kepada Tuhan.
“Saat itu Bung Karno pada biografinya mengatakan agar ia mendapat petunjuk dari Tuhan untuk menyampaikan dasar negara Indonesia pada 1 Juni esok,” jelasnya.
Keesokan harinya, masih kata Djarot, tatkala Bung Karno telah selesai memaparkan hakikat ‘dasar negara’, Ketua BPUPKI Dr Radjiman Wedyodiningrat menegaskan bahwa 1 Juni merupakan hari lahir Pancasila.
“Dr Radjiman itu adalah seorang dokter, tepatnya dokter kandungan. Setelah Bung Karno berpidato, ia mengatakan bahwa I Juni merupakan hari lahir Pancasila yang kita rayakan saat ini,” ucapnya.
Djarot mengungkapkan, Pancasila memiliki esensi ‘gotong royong’ yang juga berarti semangat dan kerja kolektif melawan ideologi kapitalisme, kolonialisme dan imperialisme.
Baca: Tanam Mangrove di Pesisir, Djarot Kecam Alih Fungsi Hutan Jadi Sawit
Menurut Djarot, Pancasila tak hanya menjadi dasar negara saja, ia juga menjadi pedoman, pandangan hidup (way of life) bangsa Indonesia. Ia menuturkan, pada 1 Juni, Bung Karno menegaskan berkali-kali, kemerdekaan Indonesia dari penjajah sebagai ‘jembatan emas’ menuju Indonesia yang adil dan makmur.
“Kemerdekaan itu hanyalah sebuah jembatan emas. Di seberangnya, kita bangun Indonesia yang adil, makmur, tata tentrem kerta raharja, baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur,” imbuhnya.
Djarot mendorong semua elemen bangsa agar bersatu, bergandengan tangan, mewujudkan cita-cita yang telah dikumandangkan Bung Karno dahulu.
Baca: Djarot Ajak Orangtua Bentengi Anak dari Ancaman Narkoba Lewat Pendidikan Keluarga
Sementara itu, Pemimpin Kampung Majelis Taklim Fardhu Ain (Matfa) Indonesia, YM Tuan Guru dalam sambutannya memberikan apresiasi terhadap acara tersebut.
“Menjadi kehormatan bagi kami seluruh warga Kampung Matfa ikut mewujudkan sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dna bernegara ini,” ungkapnya.
Tuan Guru berharap ke depan tak ada yang mempertentangkan antara agama dan negara.
“Agama itu bagi saya adalah jiwa, negara itu adalah badan. Syariat itu negara, hakikatnya agama,” tambahnya.
Pancasila, lanjut Tuan Guru sebagai dasar negara mestinya ditegakkan dan menjadi pemersatu bangsa.
“Di dalam sila-sila yang terkandung di dalam Pancasila itu kita melihat cita-cita, arah bangsa ini,” pungkasnya.